Minggu, 30 Oktober 2016

ANALISIS PERSAINGAN PASAR “Menurut Michael E. Porter”



Teori Michael E. Porter
Strategi di tingkat bisnis dilakukan dalam rangka mempertahankan kemampuan kompetisi dari perusahaan dibandingkan para pesaingnya pada bisnis yang sama. Dan Untuk mengetahui posisi bisnis ditengah-tengah persaingan tersebut, perlu dilakukan analisis lingkungan mikro dari perusahaan tersebut yang menggambarkan posisi perusahaan, pesaing, pemasok, dan juga pelanggan yang memerlukan produk dari bisnis yang dijalankan. Salah satu model yang dapat membantu perusahaan dalam melakukan analisis ini adalah model 5 faktor pendorong kompetisi dari Michael Porter atau lebih di kenal dengan Five Force Factor Model.(Ernie Trisnawati, 2005)
Gambar 2.1 Lima Kekuatan Persaingan dalam Industri
           
Sumber:(Porter, 1994)
   Five Force Factor Model merupakan kerangka untuk analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael E. Porter dari Harvard Business School pada 1979. Menggunakan konsep-konsep pengembangan, Organisasi Industri ekonomi untuk menurunkan lima kekuatan yang menentukan intensitas kompetitif dan karena itu daya tarik dari pasar. Porter menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan. Faktor persaingan antar pesaing dalam industri yang sama inilah yang menjadi sentral kekuatan persaingan.(Ernie Trisnawati, 2005)   
Porter berpendapat bahwa beberapa industri ditakdirkan lebih menguntungkan (dan oleh karena itu, lebih menarik untuk dimasuki dan dihuni) dari pada industri lain.(Stephen P. Robbins, 2005) . Menurut Porter terdapat dua persoalan mendasar yang akan menentukan strategi bersaing perusahaan. Pertama adalah daya tarik  industri (attractiveness of Industry) yang ditunjukkan oleh profitabilitas indutri dalam jangka panjang. Kedua, analisis terhadap  berbagai faktor yang akan menentukan posisi persaingan ( competitive position) perusahaan dalam industri.(Solihin, 2012).
Adapaun 5 faktor pendorong kompetisi menurut Michael Porter :
1.            Ancaman pendatang baru (Threats of Potential New Entrants)
Pesaing Potensial adalah perusahaan yang saat ini tidak bersiang dalam satu industri tetapi memilik kemampuan sumber daya untuk memasuki suatu industri apabila perusahaan tersebut berkendak.(Solihin, 2012) Ancaman masuknya pendatangbaru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabungdengan reaksi para pesaing yang sudah ada yang dapat di perkirakan oleh pendatang baru. Jika rintangan masuk besar dan ada perlawanan yang kerasdari pendatang lama, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah.Sumber utama penghalang masuk bagi pendatang baru seperti :
a.       Skala ekonomis
Untuk pesaing ekonomis yang kecil , pasti mereka akan memerluka biayaproduksi yang relatif lebih besar karena mereka memproduksi persatuan.Sedangkan industri besar mereka memproduksi dengan masal. Untuk para pendatang baru dalam skala ekonomi kecil akan mengalamikesulitan dalam menembus industri besar dan bersaing.
b.      Diferensiasi produk
Differensiasi produk akan menjadi penghambat masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang sudah ada.
c.       Kebutuhan modal
Kebutuhan untuk menanamkan sumberdaya keuangan yang besar agardapat bersaing menciptakan hambatan hambatan masuk, khususnya jikamodal tersebut diperlukan untuk periklanan sebagai garis depan yangtidak dapat kembali atau untuk kegiatan penelitian dan pengembanganyang penuh resiko.
d.      Biaya beralih ke pemasok
Hambatan masuk tercipta dengan adanya biaya beralih pemasok yaitubiaya satu kali (one time cost) yang harus dikeluarakan pembeli bilamanaberpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok tertentu kepemasok produk lainnya.

2.            Ancaman dari Produk Subtitusi (Threats of Substitute Products)
Persaingan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan tidak hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang sama sehingga menimbulkan persaingan langsung (direct competition), melainkan dapat juga berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang dihasilkan perusahaan.(Solihin, 2012)
Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Makin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh pengganti makin ketat pembatasan laba industri. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk-produk yang mempunyai kecenderungan untuk memilih harga atau prestasi yang lebih baik ketimbang produk industri lain, atau dihasikan oleh industri yang berlaba tinggi, karena perusahaan yang menghasilkan produk subtitusi tersebut dapat saja menjual produknya dengan harga yang lebih rendah.Selain itu produk pengganti sering dengan cepat ikut berperan jika terjadi perkembangan tertentu yang meningkatkan persaingan dalam industrinya sendiri dan menyebabkan penurunan harga atau peningkatan prestasi. Penentu ancaman produk pengganti:
·         Kinerja harga relatif dari pengganti
·         Biaya peralihan
·         Kecondongan pembeli terhadap produk pengganti

3.            Daya Tawar Pembeli (Bargaining Power of Buyer)
Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawarmenawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayananan yang lebih baik,serta berperan sebagai pesaing satu sama lain, semuanya dengan mengorbankan lab industrinya.(Porter, 1994) Menurut Porter kelompok pembeli disebut kuat jika situasi berikut terjadi :
a)      Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar relatif terhadap penjualan pihak penjual.
b)      Produk yang dibeli dari industri merupakan bagian dari biaya ataupembelian yang cukup besar untuk menekan biaya.
c)      Produk yang dibeli dari industri adalah produk standart atau tidak terdiferensiasi sehingga mereka yakin selalu dapat menemukan pemasok alternatif.
d)     Pembeli menghadapi peralihan yang kecil.
e)      Pembeli menunjukan ancaman untuk melakukan integrasi balik, artinyamemproduksi sendiri produk yang dibutuhkan.
f)       Produk industri tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli.
g)      Pembeli mempunyai informasi lengkap tentang permintaan, hara pasar yang aktual dan bahkan biaya pemasok dari suatu produk.

4.            Daya Tawar Pemasok (Bargaining Power of Supplier)
Pemasok (Supplier) merupakan organisasi yang menyediakan input bagi perusahaan seperti bahan baku, jasa dan tenaga kerja. Daya tawar menawar pemasok menunjukkan kemampuan yang dimiliki pemasok untuk menaikkan harga input atau menaikkan biaya produksi perusahaan dengan menyediakan input yang kurang berkualitas. Pemasok yang memiliki posisi tawar yang kuat akan berusaha untuk memaksimalkan laba bagi dirinya dan mengakibatkan peningkatan biaya kepada industri yang bergantung pada pasoka input dari pemasok tersebut.(Solihin, 2012)
Pemasok memiliki posisi tawar menawar yang berbeda-beda terhadap perusahaan. Kemampuan pemasok untuk menentukan syarat-syarat perdagangan yang menguntungkan bagi dirinya dan kurang menguntungkan bagi perusahaan atau membuat syarat-syarat perdagangan kedua belah pihak, sangat dipengaruhi oleh elemen-elemen struktur industri sebagai berikut : diferensiasi input, biaya pemasok dan perusahaan dalam industri beralih, kehadiran input pengganti, konsentrasi pemasok, pentingnya volume untuk pemasok, biaya relatif terhadap jumlah pembelian dalam industri, dampak masukan biaya atau diferensiasi, ancaman integrasi ke depan.

5.            Persaingan Antar Perusahaan dalam Satu Industri (Rivalry Among Existing Firms)
Di dalam industri sendiri, terjadi persaingan antar satu perusahaan dengan perusahaan lainya. Persaingan dalam satu industri menunjukkan perjuangan masing-masing perusahaan yang ada dalam satu industri untuk memperebutkan pangsa pasar maupun pangsa pelanggan (Solihin, 2012). Saat ini perusahaan tidak hanya bertumpu pada peningkatan pangsa pasar, karena tidak semua pelanggan perusahaan merupakan pelanggan yang menguntungkan untuk dilayani.
Saat ini perusahaan juga mengarahkan perhatianya kepada pangsa pelanggan dengan mempertahankan pelanggan-pelanggan yang menguntungkan untuk dilayani di mana perusahaan dapat memperbesar pendapatan penjualnya dengan menawarkan berbagai produk perusahaan yang memiliki margin tinggi kepada pelanggan tersebut (Reinartz W., 2002). Menurut Porter, Intensistas persaingan antar perusahaan dalam satu industri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a)      Perkembangan industri.
b)      Biaya tetap/ nilai tambah.
c)      Kelebihan kapasitas interniten.
d)     Deferensiasi produk.
e)       Identitas produk.
f)        Biaya peralihan.
g)      Konsentrasi kesinambungan.
h)      Kekomleksian informasi.
i)        Keragaman pesaing.
j)                  Taruhan perusahaan.
k)      Penghalang keluar.

Jumat, 09 September 2016

New Wave Marketing



BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
New Wave Marketing merupakan penggantian istilah dari sembilan prinsip dasar pemasaran. Meskipun penggantian istilah tersebut dapat dikatakan bahwa New Wave Marketing lebih masuk akal pada saat ini seperti misalnya perkembangan Internet sebagai media komunikasi yang mengubah cara-cara pemasaran, meninggalkan media tradisional.
Sama seperti sembilan prinsip dasar pemasaran yang perlu penyesuaian terhadap dunia baru, demikian pula dengan dunia bisnis, perlu menerapkan konsep pemasaran New Wave Marketing untuk menghadapi tantangan perkembangan pasar yang dinamis. Adanya New Wave Marketing bukan serta merta meninggalkan Legacy Marketing yang dikoinkan oleh Hermawan Kartajaya.
Tetap pertahankan Legacy Marketing sebagai framework marketing, tetapi rubah cara yang vertikal menjadi horizontal. New Wave Marketing lebih cocok untuk perusahaan kecil yang tidak mampu menggelontorkan budget besar untuk high impact marketing seperti TV advertisement atau brand activation event. Tapi perusahaan besar pun juga bisa menerapkan model New Wave Marketing ini (MTV, Harley Davidson, adalah salah satu dari beberapa perusahaan yang dijadikan contoh dalam buku New Wave Marketing).

1.2        Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.            Bagaimana Segmentation is Communitization?
2.            Bagaimana Targeting is Confirmation?
3.            Bagaimana Positioning is Clarification?
4.            Bagaimana Differentiation is Codification?
5.            Bagaimana Product is Co-creation?
6.            Bagaimana Price is Currency?
7.            Bagaimana Place is Communal Activation?
8.            Bagaimana Promotion is Conversation?
9.            Bagaimana Selling is Commercialization?
10.        Bagaimana Brand is Character?
11.        Bagaimana Service is Care?
12.        Bagaimana Process is Collaboration?

1.3        Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.            Untuk mengetahui Segmentation is Communitization
2.            Untuk mengetahui Targeting is Confirmation
3.            Untuk mengetahui a Positioning is Clarification
4.            Untuk mengetahui Differentiation is Codification
5.            Untuk mengetahui Product is Co-creation
6.            Untuk mengetahui Price is Currency
7.            Untuk mengetahui Place is Communal Activation
8.            Untuk mengetahui Promotion is Conversation
9.            Untuk mengetahui Selling is Commercialization
10.        Untuk mengetahui Brand is Character
11.        Untuk mengetahui Service is Care
12.        Untuk mengetahui Process is Collaboration

1.4        Manfaat Penulisan
1.            Mahasiswa dapat memahami tentang konsep pemasaran new wave marketing.
2.            Timbul semangat Mahasiswa dalam mempelajari lebih dalam pembahasan tentang konsep pemasaran new wave marketing dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1        Segmentation is Communitization
Segmentasi adalah sebuah seni mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada di pasar dengan melihat pasar secara kreatif.Segmentasi mengelompokkan pasar berdasarkan atribut yang sifatnya statis ataupun dinamis.Contoh jenis atribut statis adalah segmentasi yang berdasarkan variable geografi dan demografi. Sedangkan segmentasi berdasarkan atribut dinamis  ialah berdasarkan nilai-nilai psikografis, perilaku atau juga behavioral.
Di era New Wave seperti sekarang praktik segmentasi yaitu mengomunitisasikan konsumen sebagai sekelompok orang yang saling peduli satu sama lian, dan memiliki kesamaan purpose, values, dan identity. Communitization sebagai strategi, bukan sebagai taktik jadi komunitisasi adalah langkah pertama dalam Strategy.
Dengan demikian, segala keputusan strategis pemasaran harus pada akhirnya sejalan dengan kesejahteraan komunitas. Kalau komunitisasi ini tidak ditempatkan di level strategis alias hanya untuk tactical marketing semata, langkah pembentukan komunitas bisa jadi akan gagal.

2.2        Targeting is Confirmation
Setelah segmen-segmen teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah proses memilih target market yang tepat bagi produk dan jasa anda. Biasanya ada tiga kriteria konsep targeting.Yang pertama adalah memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih cukup besar dan menguntungkan bagi perusahaan juga potensi pertumbuhan pasarnya.Kriteria kedua adalah strategi targeting harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan.Kriteria ketiga adalah segmen pasar yang dijadikan sasaran itu harus didasarkan pada situasi persaingannya.
Langkah strategi awal yang dilakukan oleh perusahaan di era New Wave ini yaitu melakukan eksplorasi dan meninjau lebih dalam komunitas konsumen yang sekiranya pas untuk diajak berhubungan secara horizontal dan strategis. Setelah terlihat komunitas-komunitas konsumen yang ada, langkah selanjutnya adalah melakukan confirming, bukan targeting.

2.3        Positioning is Clarification
Ries-Trout mendefinisikan positioning sebagai menempatkan produk dan merek kita dalam benak pelanggan.Positioning menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan dan kompetensi bagi pelanggan. Tetapi dalam dunia New Wave dengan teknologi yang canggih dan dunia yang connected seperti sekarang, perusahaan tidak lagi memegang kendali brandnya. Persepsi suatu merek akan cepat kabur, apalagi yang namanya positioning statement sebuah merek dapat diciptakan oleh siapapun yang menyebarkannya lewat situs jejaring yang ada.
Dengan demikian, yang harus dilakukan bukanlah melakukan positioning lagi, tetapi clarification. Perusahaan bukan lagi memosisikan merek mereka kepada target market, namun melakukan klarifikasi bersama dan terhadap komunitas dimana ia berada. Dengan melakukan klarifikasi, berarti kita memperjelas persona atau karakter kita kepada komunitas yang sudah kita konfirmasikan sebelumnya.

2.4        Differentiation is Codification
Dalam konsep ini, perbedaan yang diharapkan harus bersifat lebih autentik.Dalam hal ini, ada tiga hal yang harus diperhatikan.Pertama, harus berdasarkan orisinalitas. Kita adalah pencipta konsep perbedaan tersebut, bukan meniru keunikan yang dimiliki orang lain. Kedua, memiliki komitmen dan kontinuitas dalam menjalankannya, tidak setengah hati atau coba-coba.Ketiga, adalah benar-benar dipercaya dan diyakini oleh yang menjalankannya, bukan hanya berpura-pura.
Di era New Wave ini, menonjolkan diferensiasi saja tidak cukup. Untuk menang, pemasar harus dapat mengidentifikasi aspek darinya yang betul-betul berbeda sampai ke tingkat DNA bukan hanya di permukaan.Perusahaan juga harus mampu lebih terkoneksi dengan pelanggan sehingga mampu membuat produk yang benar-benar sangat personal bagi pelanggan sehingga tidak ada satu pun produk lainnya yang menyerupai produk tersebut.

2.5        Product is Co-creation
Tahapan-tahapan pengembangan produk adalah sebagai berikut: Pertama adalah penemuan ide (Discovery: idea generation and screening). Kedua adalah tahap pengembangan (Development: concept and product testing). Ketiga adalah tahap komersialisasi (Commercialization: product launchand evaluation) perusahaan akan memperkenalkan dan mengomunisasikan produk tersebut ke pasar.
Dalam era New Wave produk adalah kreasi bersama antara perusahaan dengan konsumennya. Dalam menerapkan co-creation, yang harus dipenuhi adalah identifikasi perilaku konsumen dalam membeli serta pilihlah konsumen terbaik yang akan dilibatkan dalam co-creation (re. co -creator). Jika sudah menemukan konsumen yang seperti ini, tentunya penciptaan nilai bersama yang dilakukan dengan konsumen akan terwujud berlimpah ruah.

2.6        Price is Currency
Di era New Wave, praktik pricing berubah karena tiga hal. Pertama, praktik perusahaan melakukan pricing akan lebih horizontal dengan melewati proses negosiasi dengan pelanggan.Kedua, karena adanya Connect, dinamika harga dan biaya akan semakina naik turun secara transparan. Ketiga, pemasar menjual produknya yang di co-create bersama komunitas pelanggan. Artinya, produk yang dijual bisa saja di-customizedsesuai dengan keinginan pelanggan dan bisa diciptakan sendiri oleh konsumen yang semakin komunal.
Karena ketiga hal itu harga menjadi kian relatif, layaknya currency yang nilai tukarnya ditentukan oleh lima hal yakni supply and demand, spekulasi, kekuatan fundamental, asumsi-asumsi, dan intervensi. Persis seperti dalam kondisi makro itulah harga sebuah produk akan bergerak bebas dari Nol sampai tak terhigga. From Free to Priceless!

2.7        Place is Communal Activation
Placedalam new wave marketing mix adalah communal activation. Karena produknya melalui proses co-create bersama dengan komunitas pelanggan untuk komunitas pula. Communal activation bisa dilakukan selam anda punya connecting platform yang sifatnya mobile, experiental dan juga sosial, yang ada di dunia online dan offline.
Perusahaan seperti Facebook, yang memiliki connecting platform berbasis komunitas jejaring sosial adalah, contoh bagaimana langkah pemasaran yang disalurkan lewat communal activation bisa terwujud.

2.8        Promotion is Conversation
Secara konsep, promosi terdiri atas lima elemen yang umum disebut sebagai marketing communications-mix, yang termasuk di antaranya iklan, public relations, personal selling,direct marketing dan sales promotion.
Pada dasarnya, pemasar juga paham bahwa langkah pemasaran akan menjadi lebih mudah apabila ia bisa masuk ke dalam media yang dikendalikan dan dimiliki oleh konsumen. Ataupun jika tidak masuk, mereka juga bisa membuat connecting platform tersendiri di mana ia bisa menjadi penghubung antara masing-masing konsumen. Semua hal itu, dilandasi bukan atas orientasi untuk berpromosi yang sifatnya membujuki, namun untuk “berbincang-bincang” dengan konsumen, dan menjadikan brand-nya sebagai ide bahan perbincangan antara satu konsumen dengan yang lain.


2.9        Selling is Commercialization
Di era New Wave, pemanfaatan network dalam proses penjualan menjadi semakin penting, sekaligus semakin mudah. Semakin penting karena peran rekomendasi menjadi semakin powerful. Rekomendasi dari pelanggan lain jauh lebih dipercaya ketimbang iklan di berbagai media serta rekomendasi lebih mudah mengalir melalui channel yang bernama network. Semakin mudah karena di era New Wave ini segala sesuatu lebih terhubung satu sama lain (connected).
Jadi setidaknya ada dua kompetensi utama yang harus dimiiki oleh seorang salesman di era New Wave ini. Pertama, kemampuan untuk memetakan dan membangun network yang efektif dalam mendukung proses penjualan (mapping and building effective network). Dan yang kedua, mengoptimalkan network tersebut untuk mendapatkan penjualan melalui rekomendasi (“commercializingthe network).

2.10    Brand is Character
Konsep dasar dari peralihan segitiga PDB (brand-positioning-differentiation) menuju Tripple C (character-clarification-codification) mengacu pada pola pikir New Wave dimana kebohongan tidak lagi dilakukan di era yang serba transparan dan saling terhubung. Pertama, anda tidak lagi bisa berbohong, karena informasi benar atau salah mudah didapat.Kedua, konsekuensi dari berbohong semakin parah.
Di era New Wave, Brand adalah karakter. Karakter ini adalah isi sesungguhnya (“the true self”) dari anda sedangkan brand adalah “the cover” atau bungkusnya. Dalam Tripple C dikatakan bahwa brand harus menjelma menjadi karakter yang berkarisma, sebuah karakter yang konsisten akan menjadi karismatik dan memancarkan aura.

2.11    Service is Care
Ada lima aspek service quality yang perlu diperhatikan, yaitu reliability, assurance, tangibles, empathy dan responsiveness. Inilah yang dalam new wave marketing disebut sebagai Care. Ini bukan sekadar service dengan nama yang berbeda, tapi ada perbedaan fundamental antara keduanya. Yang pertama, seperti disebutkan sebelumnya, fokusnya adalah pada “kebutuhan” konsumen, bukan “permintaan” mereka.Perbedaan kedua adalah mengenai bagaimana pelaksanaannya.Dalam service, perusahaan diharapkan untuk melebihi ekspektasi pelanggan. Dalam care fokusnya adalah memberikan layanan yang paling relevan dengan kebutuhan dan hasrat konsumen.
Care lebih fokus pada memberikan yang terbaik bagi konsumen sehingga mereka menjadi konsumen yang dengan sukarela merekomendasikan perusahaan tersebut ke orang lain. Disini, rekomendasi jauh lebih penting daripada repeat buying.

2.12    Process is Collaboration
Proses merupakan salah satu faktor pemasaran terpenting. Di dunia pemasaran, proses pada hakikatnya menentukan kualitas (quality), biaya (cost), dan pengiriman produk (delivery) dari perusahaan kepada pelanggannya. Kualitas produk dan jasa merupakan buah hati proses yang baik, dimulai dari produksi sampai delivery kepada pelaggan secaratepat waktu, efektif, dan biaya yang efisien.
Untuk terciptanya kualitas yang baik, biaya yang efisien, dan delivery yang tepat waktu, diperlukan sebuah proses value chain yang tertata dan dikelola secara baik. Penciptaan nilai bagi pelanggan terwujud karena adanya proses yang baik.
Di era New Wave, aktifitas perusahaan dalam mendesain, membeli, membuat, dan mengirim sebuah barang atau jasa, tentunya akan lebih horizontal karena didukung oleh kekuatan connectivity dari teknologi informasi. Aktifitas tersebut pun sudah semakin terintegrasi dan transparan, dimana perusahaan tidak lagi melihat supplier sebagai supplier, customer sebagai customer,dealer sebagai dealer, distributor sebagai distributor, tapi merekasemua adalah mitra, mitra yang memiliki prinsip dasar partnering, seperti vision, intimacy, dan impact yang selaras antarpihak untuk menghasilkan proses yang kolaboratif.

BAB III
PENUTUP
3.1        Kesimpulan
Segmentation is  Communitization, Terbentuknya suatu komunitas secara horizontal (dilakukan oleh orang yang setara, bukan oleh perusahaan). Terdapat kesamaan interest atau values antar anggota komunitas. Targeting is Confirmation, Mengkonfirm komunitas yang akan di join. Komunitas akan memberi keputusan apakah anggota baru dapat diterima atau tidak. Positioning is Clarification, Memperjelas persona atau karakter perusahaan kepada komunitas yang telah diconfirm sebelumnya. Karakter sebuah brand harus diclarify dalam benak konsumen. Differentiation is Codification, Mendiferensiasikan merek sampai ke tingkat “DNA”, atau membuat produk sepersonal mungkin sesuai dengan pelanggannya. Product is Co-creation, Pelanggan terlibat dalam proses pembuatan produk (bisa jadi tercipta produk yang berbeda antar konsumen dengan apa yang ditawarkan produsen), pemisahan komponen suatu produk dari berbagai distributor, pengembangan produk dari komunitas pelanggannya.
Price is Currency, Harga produk dari co-creation yang fleksibel, bukan suatu harga yang tetap tergantung berbagai factor. Place is Communal Activation, Mengaktifkan sebuah komunitas lewat para pemimpin atau aktivis komunitas itu. Orang-orang tersebut adalah orang yang mmapu memasarkan co-creation kepada para anggota komunitas lainnya. Promotion is Conversation, Promosi yang bersifat dua arah, peer to peer, dan many to many. Selling is Commercialization, Penjualan yang bersifat dua arah, terjadi pertukaran value antara perusahaan dan pelanggan. Perusahaan harus berupaya melakukan engagement dengan pelanggan sebagai pihak yang setara. Usahakan terjadi relasi jangka panjang yang berkesinambungan.“To win a heart share, do :  character, caring, collaboration”
Brand is Character, Walaupun kemasannya berganti-ganti, tetapi merek tetap bisa dikenali lewat karakter karena mengandung DNA yang khas. Service is Care, Memberikan lebih dari sekedar service, memperhatikan pelanggan sepenuh hati. Process is Collaboration, Berkolaborasi dengan perusahaan lain untuk memberikan value kepada pelanggan sehingga lebih kompetitif.

3.2        Saran
Inti dari kesemuanya yaitu setelah mengetahui tentang New Wave Marketing, diharapkan nantinya pelaku bisnis dapat menjalankan bisnisnya sesuai dengan 12C New Wave Marketing.













DAFTAR PUSTAKA