Minggu, 30 Oktober 2016

ANALISIS PERSAINGAN PASAR “Menurut Michael E. Porter”



Teori Michael E. Porter
Strategi di tingkat bisnis dilakukan dalam rangka mempertahankan kemampuan kompetisi dari perusahaan dibandingkan para pesaingnya pada bisnis yang sama. Dan Untuk mengetahui posisi bisnis ditengah-tengah persaingan tersebut, perlu dilakukan analisis lingkungan mikro dari perusahaan tersebut yang menggambarkan posisi perusahaan, pesaing, pemasok, dan juga pelanggan yang memerlukan produk dari bisnis yang dijalankan. Salah satu model yang dapat membantu perusahaan dalam melakukan analisis ini adalah model 5 faktor pendorong kompetisi dari Michael Porter atau lebih di kenal dengan Five Force Factor Model.(Ernie Trisnawati, 2005)
Gambar 2.1 Lima Kekuatan Persaingan dalam Industri
           
Sumber:(Porter, 1994)
   Five Force Factor Model merupakan kerangka untuk analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael E. Porter dari Harvard Business School pada 1979. Menggunakan konsep-konsep pengembangan, Organisasi Industri ekonomi untuk menurunkan lima kekuatan yang menentukan intensitas kompetitif dan karena itu daya tarik dari pasar. Porter menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan. Faktor persaingan antar pesaing dalam industri yang sama inilah yang menjadi sentral kekuatan persaingan.(Ernie Trisnawati, 2005)   
Porter berpendapat bahwa beberapa industri ditakdirkan lebih menguntungkan (dan oleh karena itu, lebih menarik untuk dimasuki dan dihuni) dari pada industri lain.(Stephen P. Robbins, 2005) . Menurut Porter terdapat dua persoalan mendasar yang akan menentukan strategi bersaing perusahaan. Pertama adalah daya tarik  industri (attractiveness of Industry) yang ditunjukkan oleh profitabilitas indutri dalam jangka panjang. Kedua, analisis terhadap  berbagai faktor yang akan menentukan posisi persaingan ( competitive position) perusahaan dalam industri.(Solihin, 2012).
Adapaun 5 faktor pendorong kompetisi menurut Michael Porter :
1.            Ancaman pendatang baru (Threats of Potential New Entrants)
Pesaing Potensial adalah perusahaan yang saat ini tidak bersiang dalam satu industri tetapi memilik kemampuan sumber daya untuk memasuki suatu industri apabila perusahaan tersebut berkendak.(Solihin, 2012) Ancaman masuknya pendatangbaru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabungdengan reaksi para pesaing yang sudah ada yang dapat di perkirakan oleh pendatang baru. Jika rintangan masuk besar dan ada perlawanan yang kerasdari pendatang lama, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah.Sumber utama penghalang masuk bagi pendatang baru seperti :
a.       Skala ekonomis
Untuk pesaing ekonomis yang kecil , pasti mereka akan memerluka biayaproduksi yang relatif lebih besar karena mereka memproduksi persatuan.Sedangkan industri besar mereka memproduksi dengan masal. Untuk para pendatang baru dalam skala ekonomi kecil akan mengalamikesulitan dalam menembus industri besar dan bersaing.
b.      Diferensiasi produk
Differensiasi produk akan menjadi penghambat masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang sudah ada.
c.       Kebutuhan modal
Kebutuhan untuk menanamkan sumberdaya keuangan yang besar agardapat bersaing menciptakan hambatan hambatan masuk, khususnya jikamodal tersebut diperlukan untuk periklanan sebagai garis depan yangtidak dapat kembali atau untuk kegiatan penelitian dan pengembanganyang penuh resiko.
d.      Biaya beralih ke pemasok
Hambatan masuk tercipta dengan adanya biaya beralih pemasok yaitubiaya satu kali (one time cost) yang harus dikeluarakan pembeli bilamanaberpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok tertentu kepemasok produk lainnya.

2.            Ancaman dari Produk Subtitusi (Threats of Substitute Products)
Persaingan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan tidak hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang sama sehingga menimbulkan persaingan langsung (direct competition), melainkan dapat juga berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang dihasilkan perusahaan.(Solihin, 2012)
Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Makin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh pengganti makin ketat pembatasan laba industri. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk-produk yang mempunyai kecenderungan untuk memilih harga atau prestasi yang lebih baik ketimbang produk industri lain, atau dihasikan oleh industri yang berlaba tinggi, karena perusahaan yang menghasilkan produk subtitusi tersebut dapat saja menjual produknya dengan harga yang lebih rendah.Selain itu produk pengganti sering dengan cepat ikut berperan jika terjadi perkembangan tertentu yang meningkatkan persaingan dalam industrinya sendiri dan menyebabkan penurunan harga atau peningkatan prestasi. Penentu ancaman produk pengganti:
·         Kinerja harga relatif dari pengganti
·         Biaya peralihan
·         Kecondongan pembeli terhadap produk pengganti

3.            Daya Tawar Pembeli (Bargaining Power of Buyer)
Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawarmenawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayananan yang lebih baik,serta berperan sebagai pesaing satu sama lain, semuanya dengan mengorbankan lab industrinya.(Porter, 1994) Menurut Porter kelompok pembeli disebut kuat jika situasi berikut terjadi :
a)      Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar relatif terhadap penjualan pihak penjual.
b)      Produk yang dibeli dari industri merupakan bagian dari biaya ataupembelian yang cukup besar untuk menekan biaya.
c)      Produk yang dibeli dari industri adalah produk standart atau tidak terdiferensiasi sehingga mereka yakin selalu dapat menemukan pemasok alternatif.
d)     Pembeli menghadapi peralihan yang kecil.
e)      Pembeli menunjukan ancaman untuk melakukan integrasi balik, artinyamemproduksi sendiri produk yang dibutuhkan.
f)       Produk industri tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli.
g)      Pembeli mempunyai informasi lengkap tentang permintaan, hara pasar yang aktual dan bahkan biaya pemasok dari suatu produk.

4.            Daya Tawar Pemasok (Bargaining Power of Supplier)
Pemasok (Supplier) merupakan organisasi yang menyediakan input bagi perusahaan seperti bahan baku, jasa dan tenaga kerja. Daya tawar menawar pemasok menunjukkan kemampuan yang dimiliki pemasok untuk menaikkan harga input atau menaikkan biaya produksi perusahaan dengan menyediakan input yang kurang berkualitas. Pemasok yang memiliki posisi tawar yang kuat akan berusaha untuk memaksimalkan laba bagi dirinya dan mengakibatkan peningkatan biaya kepada industri yang bergantung pada pasoka input dari pemasok tersebut.(Solihin, 2012)
Pemasok memiliki posisi tawar menawar yang berbeda-beda terhadap perusahaan. Kemampuan pemasok untuk menentukan syarat-syarat perdagangan yang menguntungkan bagi dirinya dan kurang menguntungkan bagi perusahaan atau membuat syarat-syarat perdagangan kedua belah pihak, sangat dipengaruhi oleh elemen-elemen struktur industri sebagai berikut : diferensiasi input, biaya pemasok dan perusahaan dalam industri beralih, kehadiran input pengganti, konsentrasi pemasok, pentingnya volume untuk pemasok, biaya relatif terhadap jumlah pembelian dalam industri, dampak masukan biaya atau diferensiasi, ancaman integrasi ke depan.

5.            Persaingan Antar Perusahaan dalam Satu Industri (Rivalry Among Existing Firms)
Di dalam industri sendiri, terjadi persaingan antar satu perusahaan dengan perusahaan lainya. Persaingan dalam satu industri menunjukkan perjuangan masing-masing perusahaan yang ada dalam satu industri untuk memperebutkan pangsa pasar maupun pangsa pelanggan (Solihin, 2012). Saat ini perusahaan tidak hanya bertumpu pada peningkatan pangsa pasar, karena tidak semua pelanggan perusahaan merupakan pelanggan yang menguntungkan untuk dilayani.
Saat ini perusahaan juga mengarahkan perhatianya kepada pangsa pelanggan dengan mempertahankan pelanggan-pelanggan yang menguntungkan untuk dilayani di mana perusahaan dapat memperbesar pendapatan penjualnya dengan menawarkan berbagai produk perusahaan yang memiliki margin tinggi kepada pelanggan tersebut (Reinartz W., 2002). Menurut Porter, Intensistas persaingan antar perusahaan dalam satu industri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a)      Perkembangan industri.
b)      Biaya tetap/ nilai tambah.
c)      Kelebihan kapasitas interniten.
d)     Deferensiasi produk.
e)       Identitas produk.
f)        Biaya peralihan.
g)      Konsentrasi kesinambungan.
h)      Kekomleksian informasi.
i)        Keragaman pesaing.
j)                  Taruhan perusahaan.
k)      Penghalang keluar.