BAB I
PEMBAHASAN
1.1
Pengertian Aliran Dana
Aliran dana (cash
flow) yang terjadi disuatu perusahaan merupakan aliran keluar masuknya dana
(kas) yang ada di perusahaan yang bersangkutan. Dana yang masuk dalam
perusahaan merupakan dana yang berasal dari sumber dana perusahaan, baik sumber
intern maupun sumber ekstern. Sedangkan dana yang keluar dari perusahaan merupakan
penggunaan dana yang digunakan untuk operasi atau kegiatan perusahaan. Hal ini
sesuai dengan pengertian manajemen keuangan (pembelanjaan) yaitu pembelanjaan
diartikan sebagai keseluruhan kegiatan perusahaan tentang usaha untuk
memperoleh dana (pembelanjaan pasif) dan usaha untuk menggunakan dana
(pembelanjaan aktif).
Usaha untuk memperoleh dana berkaitan dengan aliran kas
yang masuk (cash inflow) sebagai
sumber dana, sedangkan aliran kas yang keluar (cash outflow) berkaitan dengan penggunaan dana. Aliran atau arus
dana yang ada diperusahaan harus dikelola secara profesional untuk menjaga
likuiditas perusahaan. Perencanaan aliran dana yang baik akan membawa
perusahaan dalam kondisi yang sehat. Aliran dana di perusahaan juga harus
dikelola keseimbangannya antara dana yang masuk dengan dana yang keluar.
Keseimbangan ini juga berdampak pada stabilitas operasi perusahaan. Kelebihan
dana di perusahaan dapat berakibat penggunaan dana yang kurang efisien,
sebaliknya kekurangan dana akan mengakibatkan terganggunya operasi perusahaan.
Aliran
dana yang terjadi diperusahaan bersifat kontinyu dan tidak kontinyu. Aliran
dana yang bersifat kontinyu biasanya terjadi
untuk kegiatan atau operasi perusahaan sehari-hari sedangkan aliran dana
yang tidak kontinyu biasanya untuk kegiatan yang terjadi secara insidentil.
Aliran dana yang masuk (sumber dana) dan aliran dana yang keluar (penggunaan
dana) di perusahaan dapat dibedakan dalam 2 pengertian yaitu dana dalam
pengertian kas dan dana dalam pengertian modal kerja.
1.2
Sumber Dana
1.2.1
Sumber Dana
Jangka Menengah
1.
Leasing
Perusahaan sewa guna di
Indonesia sering disebut pereusahaan leasing.Kegiatan usaha leasing bergerak di
bidang pembiayan untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh
nasabah. Pembiayaan disini artinya jika perusahaan (klien) membutuhkan
barang-barang modal seperti peralatan kantor atau mobil dengan cara disewa atau
dibeli secara kredit, maka pihak leasing dapat membiayai keinginan perusahaan
(klien) tersebut sesuai perjanjian kedua belah pihak. Pihak-pihak yang terlibat
dalam proses pemberian fasilitas leasing adalah :
a.
Lessor merupakan
perusahaan leasing yang membiayai keinginan para nasabahnya untuk memperoleh
barang-barang modal.
b.
Lessee merupakan perusahaan
yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk memperoleh barang modal
yang diinginkan.
c.
Supplier pedagang yang
menyediakan barang yang akan di-leasing sesuai perjanjian antara lessor dengan
lesse dan dalam hal ini supplier juga dapat bertindak sebagai lessor.
d.
Asuransi merupakan
perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian antara lessor dengan
lesse, dimana dalam hal ini lesse dikenakan biaya asuransi dan apabila terjadi
sesuatu, maka perusahaan akan menanggung resiko sebesar jumlah yang sesuai
engan perjanjian terhadap barang yang di-leasing-kan.
2.
Term Loan
Term Loan mempunyai
karakteristik : berusia lebh dari satu tahun, diberikan atas dasar perjanjian
formal. Kredit ini dilunasi secara berkala baik bulanan, triwulanan, tengah
tahunan, atau tahunan dengan angsuran yang sama. Kemampuan membayar kredit ini
dihubungkan aliran kas sehingga tidak membahayakan likuiditas perusahaan. Term Loan
ini diberikan oleh Bank Dagang, perusahaan asuranasi, supplier atau
manufacture. Term Loan ini sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang
relative kecil untuk mengeluarkan surat berharga baik jangka pendek maupun
jangka panjang sebagai salah satu sumber pembelanjaan.
3.
Kredit Modal Kerja
Permanen (KMKP)
Merupakan bentuk kredit
jangka menengah yang diberikan oleh pemerintah yang biasanya dimanfaatkan oleh
perusahaan-perusahaan kecil. Batasan-batasan KMKP adalah :
a.
KMKP adalah bentuk
kredit untuk kelancaran usaha secara terus-menerus
b.
KMKP diberikan kepada
perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa dalam usaha melakukan perluasan
dan rehabilitasi, kecuali jasa-jasa yang bersifat hiburan/amusement.
c.
KMKP diberikan maksimum
Rp. 5 juta. Dalam memberikan kredit ini bank mempertimbangkan
perputaran usaha pemohon masa lalu dan untuk usaha baru dengan mendasarkan atas
kebutuhan yang sebenarnya.
d.
Bunga KMKP 12% setahun
(berlaku mulai 1 Januari 1978).
e.
Jangka waktu kredit
maksimum 3 tahun.
f.
Cara memberikan KMKP
oleh bank dilakukan sebagaimana lazimnya pada pemberian kredit modal
kerja/eksploitasi lainnya.
g.
Guna memperkuat jaminan
pembayaran kembali oleh nasabah, bank mengadakan perjanjian pertanggunag dengan PT.
Askrindo.
1.2.2
Sumber Modal
Jangka Panjang
1.
Obligasi
Adalah merupakan surat tanda hutang yang dikeluarkan
oleh perusahaan yang didalamnya tercantum nilai nominal dan bunga serta waktu
pembayaran kembali. Harga obligasi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan yang
diharapkan. Perusahaan yang diperkenankan mengeluarkan obligasi adalah
perusahaan yang benar-benar baik dan mendapat pengawasan dari badan yang
ditunjuk. Jenis obligasi : debenture, subordinate debenture, income bond.
Debenture adalah obligasi yang tidak dijamin dengan suatu aktiva tertentu
(unsecured bond) dari suatu perusahaan. Pada saat dilikuidasi merupakan
kreditor umum (akan dilunasi sesudah hutang yang dijamin). Subordinate
debenture adalah bentuk obligasi, jika terjadi likuidasi akan dibayar setelah
obligasi senior, bentuk ini dapat ditukarkan dengan saham (convertable bond).
Income bond adalah yang memperoleh pendapatan (bunga) jika perusahaan
memperoleh keuntungan, dimana bunga bersifat kumulatif, biasanya tidak lebih
dari 3 tahun. Pembayaran
obligasi (pembayaran kembali) dapat dilakukan secara sekaligus (sinking funds)
pada hari jatuh tempo-nya, atau diangsur (amortization). Pembayaran kembali
obligasi dapat diambilkan dari penyusutan dari aktiva yang dibelanjai dengan
pinjaman obligasi tersebut atau dari keuntungan perusahaan.
2.
Hipotek (morgage)
Adalah bentuk utang jangka panjang yang dijamin
dengan aktiva tidak bergerak (tanah, bangunan). Jika terjadi likuidasi aktiva
yang dijadikan jaminan itu dijual untuk membayar hutang hipotek tersebut, jika
tidak mencukupi maka sisa utang hipotek menjadi kreditor umum.
3.
Kredit Investasi Kecil
(KIK)
Karakteristik dimaksud KIK adalah: jumlah maksimum
Rp. 5 juta, bunga 10,5% / bulan (berlaku 1 Januari 1978), jangka waktu kredit
10 tahun termasuk grace periode, self financing pemohon 25% tidak secara
mutlak, diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang dan
jasa, kecuali hiburan/amusement, jaminan kredit berupa: proyek yang dibiayai
dengan kredit tersebut, jika jaminan tidak mencukupi ditambahn kekayaan milik
nasabah atau pihak ketiga hingga mencapai 100%, untuk memperkuat pembayaran
kembali bank mengadakan perjanjian dengan PT. Askrindo.
4.
Saham Preferen
Saham preferen mempunyai sifat sebagai utang dan
sebagai modal sendiri. Dividen tiap tahun tetap dinyatakan dalam persentase (%)
tertentu dan bersifat kumulatif. Saham preferen ini mempunyai hak atas sisa
keuntungan setelah dibagikan kepada pemilik saham biasa (participating future).
Misalnya pemegang saham preferen telah menerima Rp. 16,- dan pemegang biasa
menerima dividen Rp. 20,- maka pemegang saham preferen berhak atas tambahan
sebesar Rp. 4,- . Jika terjadi likuidasi, saham preferen memperoleh hak setelah
kreditor, tetapi sebelum pemegang saham biasa (biasanya hak ini hanya terbatas
pada nilai nominal). Saham preferen tidak mempunyai suara (kecuali jika tidak
pernah menerima dividen) dalam RUPS. Untuk mengakhiri peredaran saham preferen
digunakan call price atau sinking funds. Call price adalah harga yang
disebutkan sebagai harga pelunasan apabila perusahaan memutuskan untuk melunasi
saham preferen. Call price lebih besar daripada nilai nomisalnya. Call price
ini dapat berlaku juga pada obligasi. Jika pajak tinggi tidak menarik untuk
mengeluarkan saham preferen. Untuk suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen
karena alasan bahwa pembayaran dividen saham preferen sebenarnya tidak
merupakan kewajiban yang mempunyai kekuatan hukum.
5.
Saham
Biasa
Saham biasa adalah merupakan modal sendiri yang
berasal dari luar perusahaan. Saham biasa ini akan menanggung risiko perusahaan
sejauh modal yang disetorkan. Saahm yang diotorisir adalah jumlah maksimum
saham baisa yang boleh dikeluarkan. Out standing stock adalah saham biasa yang
telah dikeluarkan yang dimiliki oleh pemilik. Perusahaan mungkin membeli
sebagian dari saham ini yang dikeluarkan dan menyimpan sebagai treasury stock.
Saham biasa mungkin mempunyai atau mungkin tidak mempunyai nilai nominal. Nilai
nominal hamper tidak ada nilai ekonomisnya. Modal sendiri yang
berasal dari dalam perusahaan adalah : cadangan, dan laba ditahan. Cadangan
yang merupakan modal sendiri berupa: cadangan ekspansi, cadangan modal kerja,
cadangan selisih kurs, dan cadangan umum. Dan cadangan yang tidak termasuk
modal sendiri: cadangan penyusutan, cadangan piutang raguragu, cadangan yang
bersifat utang.
1.3
Penggunaan Dana
1.3.1
Penggunaan Dana Jangka Pendek
a.
Pengelolaan Kas
Kas merupakan salah
satu bentuk aktiva lancar yang paling likuid yang berbentuk uang tunai yang
sewaktu-waktu dapat diuangkan. Pengadaan kas ditujukan untuk membiayai
kontinuitas perusahaan sehari-hari seperti membayar gaji, membeli bahan baku,
membayar listrik, dsb. Besarnya kas dalam bentuk uang tunai tidak dapat
ditetapkan secara jelas, hanya saja pada umumnya perusahaan
menyediakan kas dalam bentuk uang tunai sebesar 5% sampai 10% dari total aktiva lancar
perusahaan.
b.
Surat-Surat Berharga
Pengelolaan surat-surat
berharga terjadi karena pengalihan alokasi kas tunai yang menganggur sementara
untuk dijadikan sertifikat berharga atau surat berharga lainnya yang dalam
jangka waktu tertentu dapat menghasilkan bunga tertentu yang dapat menambah
pendapatan perusahaan.
c.
Pengelolaan Piutang
Timbulnya piutang
karena adanya penjualan kredit dari perusahaan dalam menjyual barang hasil
produksi. Penjualan kredit ini dilakuakn untuk meningkatkan langganan baru
serta mempertahankan langganan lama disamping juga bertujuan untuk meningkatkan
volume penjualan.
d.
Pengelolaan Persediaan
Persediaan disini
termasuk juga bahan baku, bahan penolong, maupun barang dalam proses.
Pengelolaan persediaan sangat penting karena berhubungan dengan volume
penjualan perusahaan dan akhirnya untuk pencapaian laba perusahaan.
1.3.2
Penggunaan Dana Jangka Panjang
Penggunaan
dana jangka panjang berarti kita mempertimbangkan jumlah uang yang etrtanam
pada aktiva tetap. Bentuk aktiva tetap dapat berupa tanah, gedung, dan mesin.
Kalau kita memperhatikan jumlah dana pada aktiva tetap, berarti kita harus
memperhatikan resiko yang akan dihadapi di masa mendatang, karena dana yang
tertanam dalam aktiva tetap tersebut akan kembali dalam jangka waktu yang lama
sehingga keputusan untuk menginvestasikan dana dalam bentuk aktiva tetap harus
betul-betul dipertimbangkan dengan matang dan teliti karena dana yang terkait
pada aktiva tetap biasanya dalam jumlah yang besar sehingga kalau terjadi
kesalahan akan mengakibatkan
kerugian yang besar juga bagi perusahaan atau bisa membuat perusahaan bangkrut.
1.4
Pentingnya Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan dari
tahun ke tahun bisa dimanfaatkan untuk mengetahui aliran dana yakni dimana
suatu dana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan. Apabila kita
membandingkan laporan keuangan dari dua tahun yang berurutan, maka kita akan
dapat mendeteksi aliran dana tersebut. Analisis terhadap aliran dana tersebut
sering diebut sebagai analisis sumber dan penggunaan dana. Dengan demikian
tujuan analisis sumber dan penggunaan dana adalah untuk mengetahui bagaimana dana
digunakan dan bagaimana dana tersebut dibelanjai. Hasil dari analisis sumber
dan penggunaan dana disebut sebagai laporan sumber dan penggunaan dana.
Untuk menyusun laporan sumber dan penggunaan dana,
langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat laporan perubahan neraca
yang disusun dari neraca dua tahun yang berurutan. Laporan ini menggambarkan
perubahan dari masing-masing elemen tersebut perlu dilakukan analisis, yakni
elemen-elemen mana saja yang memperbesar dana dan elemen-elemen yang memperkecil
dana, sehingga akan menggambarkan sumber dan penggunaan dana. Elemen yang
memperbesar dana akan menjadi sumber dana dan elemen yang memperkecil dana akan
menjadi penggunaan dana.
1.5
Analisis Aliran Dana Dalam Pengertian Kas
Aliran dana dalam pengertian kas merupakan aliran kas
masuk (sumber dana) dan aliran kas keluar (penggunaan dana) yang langsung
mempengaruhi besarnya kas yang berasal dari laporan neraca dan laporan laba
rugi. Aliran kas tersebut dapat dicermati dari perubahan-perubahan yang terjadi
pada laporan neraca dan laba rugi.
Dana yang akan dianalisis nantinya bisa dalam pengertian
kas, artinya setiap ada perubahan elemen yang ada pada laporan keuangan akan
menambah atau mengurangi kas. Oleh karena itu laporannya disebut laporan sumber
dan penggunaan kas. Laporan sumber dan penggunaan kas ini disusun untuk
menunjukan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai
perubahan kas tersebut dengan menunjukan dari mana sumber-sumber kas dan
penggunaannya.
1.5.1 Unsur-Unsur
yang Memperbesar Kas
Unsur-unsur dari
laporan neraca dan laporan laba rugi yang memperbesar kas merupakan aliran kas
masuk yang menyebabkan kas perusahaan bertambah. Unsur-unsur tersebut meliputi:
1. Berkurangnya unsur-unsur aktiva lancar
Apabila unsur-unsur aktiva lancar berkurang maka akan
memperbesar jumlah kas. Berkurangnya piutang berarti ada piutang yang telah
dibayar sehingga kas bertambah. Apabila persediaan berkurang berarti ada
persediaan yang terjual sehingga kas bertambah. Demikian pula bila surat
berharga (efek) berkurang berarti ada surat berharga (efek) yang dijual yang
tentu saja akan menambah kas. Dengan demikian setiap ada pengurangan aktiva
lancar akan memperbesar kas. Sebagai contoh, piutang mula-mula tahun A sebesar
Rp. 100.000 dan tahun B berkurang menjadi Rp. 75.000. Ini berarti ada debitur
membayar hutangnya kepada kita sebesar Rp. 25.000. Dari transaksi tersebut
berarti piutang kita berkurang Rp. 25.000 dan kas kita bertambah sebesar Rp.
25.000. Dengan demikian berkurangnya piutang merupakan sumber dana.
2. Berkurangnya aktiva tetap
Aktiva tetap yang berkurang dapat disebabkan karena ada
penjualan aktiva tetap atau berkurang karena adanya penyusutan (depresiasi).
Berkurangnya aktiva tetap karena penjualan akan menghasilkan uang kas. Sehingga
berkurangnya aktiva tetap tersebut merupakan unsur yang memperbesar kas.
Berkurangnya aktiva tetap karena depresiasi juga merupakan unsur yang
memperbesar kas. Sebenarnya depresiasi merupakan biaya yang akan mengurangi
laba perusahaan. Tetapi karena depresiasi tersebut bukan merupakan pengeluaran
kas tunai maka walaupun dalam catatan laporan laba rugi dianggap sebagai
pengeluaran, namun perusahaan sebenarnya tidak mengeluarkan kas secara tunai,
sehingga depresiasi ini merupakan sumber dana. Misalnya kendaraan berkurang
berarti ada kendaraan yang dijual dan hasil penjualannya akan memperbesar kas.
Mesin berkurang ada sebagian mesin yang dijual dan akan menambah kas.
3. Bertambahnya unsur-unsur dalam hutang lancar
Bertambahnya unsur-unsur hutang lancar seperti hutang
dagang dan hutang wesel merupakan sumber dana perusahaan. Perusahaan menambah
hutang tujuannya adalah untuk memperbesar kas, sehingga apabila ada penambahan
hutang baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang akan menambah
kas. Misalnya ada hutang daggang bertambah berarti ada tambahan kas masuk.
4. Bertambahnya hutang jangka panjang
Apabila perusahaan menjual obligasi, maka uang kas
perusahaan akan bertambah. Obligasi merupakan salah satu surat hutang jangka
panjang. Oleh karena itu jika perusahaan menjual obligasi maka hutang jangka panjang
bertambah dan menyebabkan kasnya bertambah.
5. Bertambahnya modal sendiri
Apabila pemilik perusahaan menambah atau memperbesar
modalnya, maka akan ada penerimaan oleh perusahaan, sehingga kas perusahaan
akan bertambah. Jika perusahaan berbentuk Perusahaan Terbatas (PT), modal
sendiri dapat berupa saham biasa, saham preferen, cadang-cadangan dan laba
ditahan. Perusahaan yang menjual sahamnya untuk menambah modal sendiri akan
mendapatkan uang kas sebagai sumber dana.
6. Bertambahnya keuntungan
Keuntungan yang diperoleh dari kegiatan operasi
perusahaan merupakan sumber dana yang akan menambah kas. Keuntungan yang
menambah kas tersebut adalah keuntungan yang ditahan atau keuntungan yang tidak
dibagi kepada pemilik perusahaan (para pemegang saham). Oleh karena itu,
apabila ada kenaikan laba ditahan maka didalamnya terdapat tambahan kas yang
merupakan sumber dana.
7. Penyusutan
Penyusutan merupakan biaya non kas berupa penyisihan dana
untuk cadangan pembelian aktiva tetap. Dana ini bisa dimanfaatkan oleh perusahaan
sebagai sumber dana.
1.5.2 Unsur-Unsur
yang Memperkecil Kas
Unsur-unsur dari
laporan neraca dan laporan laba rugi yang mempunyai efek memperkecil kas
merupakan aliran kas keluar yang menyebabkan kas perusahaan berkurang.
Unsur-unsur tersebut meliputi:
1. Bertambahnya unsur-unsur aktiva lancar selain kas
Bertambahnya aktiva lancar seperti efek, piutang dan
persediaan akan mengurangi atau memperkecil kas. Kas akan berkurang bila ada
tambahan aktiva lancar, misalnya persediaan bertambah berarti perlu uang untuk
membeli persediaan, sehingga kas berkurang. Piutang bertambah perlu kas untuk
menambah investasi pada piutang, surat berharga (efek) bertambah berarti ada
pembelian surat berharga (efek) memerlukan uang kas. Sebagai contoh, persediaan
mula-mula tahun A sebesar Rp. 200.000 dan tahun B menjadi Rp. 250.000. Ini
berarti ada pembelian persediaan sebesar Rp. 50.000. Pembelian persediaan
sebesar Rp. 50.000 membutuhkan kas atau mengurangi kas. Dari transaksi tersebut
berarti kas berkurang sebesar Rp. 50.000 sebagai penggunaan dana.
2. Bertambahnya aktiva tetap
Aktiva tetap yang bertambah dapat disebabkan karena ada
pembelian. Bertambahnya aktiva tetap karena pembelian memerlukan uang kas.
Sehingga bertambahnya aktiva tetap tersebut merupakan unsur yang memperkecil
kas atau sebagai penggunaan kas.
3. Berkurangnya hutang lancar
Berkurangnya unsur-unsur hutang lancar seperti hutang
dagang dan hutang wesel merupakan penggunaan dana perusahaan. Apabila hutang
berkurang berarti ada sebagian hutang yang dibayar. Untuk membayar hutang
diperlukan uang kas, sehingga kas menjadi berkurang. Misalkan tahun A hutang
dagang kita sebesar Rp. 50.000. Pada tahun B hutang dagang kita berubah menjadi
Rp. 40.000, berarti hutang dagang berkurang Rp. 10.000. Berkurangnya hutang
sebesar Rp. 10.000 akan mengurangi aktiva lancar, dalam hal ini akan mengurang
kas. Oleh karena itu, hutang lancar yang berrkurang merupakan penggunaan dana
dalam pengertian kas.
4. Berkurangnya hutang jangka panjang
Apabila perusahaan membeli kembali obligasi yang telah
jatuh tempo, maka uang kas perusahaan akan berkurang. Obligasi merupakan salah
satu surat hutang jangka panjang. Oleh karena itu jika perusahaan membeli
kembali obligasi maka hutang jangka panjang berkurang dan hal ini menyebabkan
kasnya berkurang.
5. Berkurangnya modal sendiri
Apabila modal berkurang berarti pemilik mengambil dana
dari perusahaan, sehingga kas menjadi berkurang. Seperti halnya obligasi, jika
perusahaan membeli kembali saham biasa atau saham preferen maka diperlukan
sejumlah kas. Oleh karena itu, saham yang berkurang berarti modal sendiri perusahaan
berkurang. Berkurangnya modal sendiri tersebut memerlukan kas yang merupakan
penggunaan dana.
6. Adanya pembayaran dividen
Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham dapat
berupa saham, properti maupun kas. Dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas
akan mengurangi kas perusahaan. Oleh karena itu, dividen kas ini merupakan
penggunaan dana.
7. Adanya kerugian
Apabila perusahaan memperoleh laba akan menambah kas,
tetapi bila perusahaan rugi maka kerugian tersebut harus ditutup dengan kas,
sehingga memperkecil kas. Kerugian yang diderita dari kegiatan operasi
perusahaan sebagai akibat dari biaya yang dikeluarkan lebih besar dari
pendapatan yang diterima. Kerugian ini harus ditutup dengan kas oleh
perusahaan. Oleh karena itu, kas yang digunakan untuk menutup kerugian tersebut
merupakan penggunaan dana yang ada.
1.5.3
Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Laporan Sumber-Sumber Dan
Penggunaan Dana Dalam Aliran Kas
Dalam
menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan kas, dimana dana dalam artian kas
memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mendaftar pos-pos neraca yang
diperbandingkan antara dua titik waktu tertentu dalam kolom pertama dan kedua.
b. Mendaftar pos-pos laporan laba rugi
dari tahun yang diperbandingkan (current year).
c. Tentukan kenaikan dan penurunan yang
terjadi pada pos-pos neraca, tunjukkan dalam kolom ”Perubahan” debit dan
kredit. Kolom perubahan debit untuk mencatat adanya kenaikan aktiva, penurunan
utang dan modal serta bertambahnya biaya serta berkurangnya penhasilan.
Sedangkan kolom kredit untuk mencatat penurunan aktiva, kenaikan utang dan
modal, bertambahnya penghasilan dan berkurangnya biaya.
d. Menganalisis perubahan-perubahan
yang terjadi pada pos-pos neraca dan pos-pos laba rugi untuk menentukan adanya
perubahan yang tidak mempengaruhi kas.
e. Membuat jurnal penyesuaian dalam
lembar kerja tersebut untuk menghilangkan akibat atau pengaruh transaksi nonkas yang sudah dicatat
dalam periode tersebut.
f. Memindahkan saldo atau perubahan
setelah disesuaikan kecuali perubahan kas kedalam kolom “Kenaikan dan Penurunan
Kas” atau “Sumber dan Penggunaan Kas”.
g. Untuk penyusunan laporan sumber dan
penggunaan kas datanya diambil dari dua kolom terakhir dari lembar kerja.
1.6
Analisis Aliran Dana Dalam Pengertian Modal Kerja
Analisis sumber dan penggunaan dana dalam pengertian
modal kerja merupakan analisis mengenai aliran dana yang memperbesar modal
kerja dan memperkecil modal kerja. Modal kerja diperusahaan adalah pos-pos
(unsur-unsur) yang ada dalam aktiva lancar dan hutang lancar.
Dalam analisis sumber dan penggunaan modal kerja,
perubahan yang terjadi pada unsur-unsur yang ada pada aktiva lancar (current assets) dan hutang lancar (current liabilities) atau disebut
unsur-unsur pada current account tidak
mempengaruhi perubahan naik turunnya modal kerja.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada aktiva lancar dan
hutang lancar (current account) tidak
mempengaruhi besarnya modal kerja neto. Modal kerja akan berubah apabila
unsur-unsur yang ada pada selain aktiva lancar dan hutang lancar (non current account) berubah.
Unsur-unsur yang berubah tersebut misalnya pada aktiva tetap, hutang jangka
panjang dan modal sendiri.
Perubahan unsur-unsur non
current account yang mengakibatkan bertambahnya modal kerja dinamakan
sumber modal kerja, sebaliknya unsur-unsur yang memperkecil modal kerja disebut
penggunaan modal kerja. Apabila sumber modal kerja jumlahnya lebih besar
dibanding penggunaannya, maka akan terjadi kenaikan modal kerja. Dan sebaliknya
apabila penggunaan modal kerja lebih besar daripada sumber-sumbernya maka akan
terjadi penurunan modal kerja.
Disamping diakibatkan oleh perubahan yang ada pada
unsur-unsur yang terdapat dalam non
current account, modal kerja juga dapat mengalami kenaikan atau penurunan
karena adanya laba atau rugi perusahaan dan pembayaran dividen kas oleh
perusahaan. Apabila perusahaan memperoleh keuntungan dalam operasinya, maka
keuntungan ini mempunyai efek menambah modal kerja atau sebagai sumber modal
kerja. Sebaliknya, jika perusahaan mengalami kerugian maka modal kerja akan
menurun, sehingga kerugian tersebut merupakan penggunaan modal kerja. Selain
itu, pembayaran dividen kas akan mengurangi kas perusahaan, sehingga dividen
kas tersebut merupakan penggunaan modal kerja.
1.6.1
Sumber-Sumber Modal Kerja
Perubahan unsur-unsur dari laporan neraca dan laporan
laba rugi yang merupakan sumber modal kerja menyebabkan modal kerja perusahaan
bertambah. Unsur-unsur tersebut meliputi:
1.
Berkurangnya aktiva
tetap
Berkurangnya
aktiva tetap kemungkinan karena dijual atau karena depresiasi. Penjualan aktiva
tetap akan menambah uang kas, sehingga akan menambah modal kerja. Demikian pula
depresiasi aktiva tetap. Depresiasi ini merupakan aliran kas masuk yang akan
menambah modal kerja perusahaan.
2.
Bertambahnya hutang
jangka panjang
Apabila
perusahaan menjual obligasi, maka uang kas perusahaan akan bertambah. Jika kas
bertambah, maka modal kerja akan bertambah.
3.
Bertambahnya modal
sendiri
Jika
perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT), modal sendiri dapat berupa saham
biasa, saham preferen, cadang-cadangan dan laba ditahan. Perusahaan yang
menjual sahamnya untuk menambah modal sendiri akan mendapatkan uang kas sebagai
sumber modal kerja.
4.
Bertambahnya
keuntungan dari operasi perusahaan
Keuntungan
(laba) yang diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan merupakan sumber modal
kerja karena keuntungan tersebut akan menambah kas. Keuntungan yang menambah
kas tersebut adalah keuntungan yang ditahan atau keuntungan yang tidak dibagi
kepada pemilik perusahaan (para pemegang saham). Oleh karena itu, apabila ada
kenaikan laba ditahan maka didalamnya terdapat tambahan kas yang merupakan
sumber modal kerja.
1.6.2
Penggunaan Modal Kerja
Perubahan unsur-unsur dari laporan neraca dan laba rugi
yang merupakan penggunaan modal kerja menyebabkan modal kerja perusahaan
berkurang. Unsur-unsur tersebut meliputi:
1.
Bertambahnya aktiva
tetap
Aktiva tetap
yang bertambah dapat disebabkan karena ada pembelian. Bertambahnya aktiva tetap
karena pembelian memerlukan uang kas. Sehingga bertambahnya aktiva tetap
tersebut merupakan unsur yang memperkecil kas atau sebagai penggunaan modal
kerja.
2.
Berkurangnya
hutang jangka panjang
Apabila
perusahaan membeli kembali obligasi yang telah jatuh tempo atau melunasi hutang
jangka panjangnya, maka uang kas perusahaan akan berkurang. Berkurangnya hutang
jangka panjang dalam hal ini, merupakan penggunaan penggunaan modal kerja.
3.
Berkurangnya modal
sendiri
Seperti halnya
obligasi, jika perusahaan membeli kembali saham biasa atau saham preferen maka
diperlukan sejumlah kas. Oleh karena itu, saham yang berkurang berarti modal
sendiri perusahaan berkurang. Berkurangnya modal sendiri tersebut memerlukan
kas yang merupakan penggunaan modal kerja.
4.
Adanya pembayaran
dividen kas
Dividen yang
dibayarkan kepada para pemegang saham dapat berupa saham, properti maupun kas.
Dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas oleh perusahaan. Oleh karena itu,
dividen kas ini merupakan penggunaan modal kerja.
5.
Adanya kerugian
Kerugian yang
diderita perusahaan akibat dari biaya yang dikeluarkan lebih besar dari
pendapatan yang diterima. Kerugian ini harus ditutup dengan kas oleh
perusahaan. Oleh karena itu, kas yang digunakan untuk menutup kerugian tersebut
merupakan penggunaan modal kerja.
BAB II
SOAL & PENYELESAIAN
2.1
Pilihan Ganda
1.
Analisis yang
digunakan untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana dana tersebut dibelanjai merupakan
tujuan dari...
a.
Analisis common
siza
b.
Analisis sumber dan penggunaan dana
c.
Analisis dupont
d.
Analisis rasio
keuangan
2.
Berikut ini yang
termasuk dalam elemen-elemen yang memperbesar kas yaitu...
a.
Berkurangnya aktiva, bertambahnya hutang, bertambahnya
keuntungan
b.
Berkurangnya
aktiva, bertambahnya hutang, berkurangnya keuntungan
c.
Berkurangnya
aktiva, berkurangnya hutang, bertambahnya keuntungan
d.
Bertambahnya
aktiva, bertambahnya hutang, bertambahnya keuntungan
3.
Pada perusahaan
Manajemen, persediaan mula-mula mereka tahun A sebesar Rp. 300.000 dan tahun B
menjadi Rp. 350.000. Ini berarti ada pembelian persediaan sebesar Rp. 50.000.
Dari kasus tersebut dapat diketahui bahwa pada perusahaan Manajemen
mengalami...
a.
Penambahan kas
b.
Pengurangan kas
c.
Tidak mengalami
apa-apa
d.
Jawaban A dan B
benar
4.
Dibawah ini yang
tidak termasuk dalam sumber dana jangka menengah adalah...
a.
Leasing
b.
Tearm loan
c.
Hipotek
d.
Kredit Modal Kerja
Permanen
5.
Penjualan kredit ini
dilakukan untuk meningkatkan
langganan baru serta mempertahankan langganan lama disamping juga bertujuan
untuk meningkatkan volume penjualan.
Ini merupakan pengertian dari...
a.
Surat-Surat Berharga
b.
Pengelolaan Kas
c.
Pengelolaan Persediaan
d.
Pengelolaan
Piutang
6.
Berikut ini yang
termasuk dalam elemen-elemen yang penggunaan modal kerja yaitu...
a.
Bertambahnya
aktiva, bertambahnya hutang, adanya laba operasi
b.
Berkurangnya
aktiva, bertambahnya hutang, adanya laba operasi
c.
Bertambahnya aktiva, berkurangnya hutang jangka panjang
d.
Bertambahnya
aktiva, adanya laba operasi
7.
Berkurangnya aktiva
tetap, bertambahnya hutang jangka panjang, bertambahnya modal sendiri,
bertambahnya keuntungan dari operasi perusahaan merupakan elemen-elemen
dalam...
a.
Sumber kas
b.
Penggunaan kas
c.
Sumber modal kerja
d.
Penggunaan modal
kerja
2.2
Essay
1.
Laporan keuangan
PT. PERKASA berupa neraca perbandingan per tanggal 31 desember 2011 dan 2012
serta laporan laba rugi tahun 2012 sebagai berikut:
Neraca PT. PERKASA
Per 31 desember 2011 dan 2012
Keterangan
|
31-12-2011
|
31-12-2012
|
AKTIVA:
Kas
Surat-surat berharga
Piutang dagang
Persediaan barang
|
Rp.13.750
Rp. 8.250
Rp. 84.500
Rp. 132.000
|
Rp. 12.800
Rp. 9.000
Rp. 91.600
Rp. 137.600
|
Total aktiva lancar
|
Rp. 238.500
|
Rp. 251.000
|
Mesin
Akumulasi depresiasi
Bangunan dan perlengkapan
Akumulasi depresiasi
Tanah
Total aktiva tetap
|
Rp. 200.000
Rp. (50.000)
Rp. 197.500
Rp. (47.500)
Rp. 300.000
Rp. 600.000
|
Rp. 300.000
Rp. (75.000)
Rp. 215.500
Rp. (56.500)
Rp. 300.000
Rp. 684.000
|
Total aktiva
|
Rp. 838.500
|
Rp. 935.000
|
PASIVA:
Hutang dagang
Hutang wesel
Hutang gaji
|
Rp. 51.000
Rp. 38.000
Rp. 30.500
|
Rp. 48.000
Rp. 42.500
Rp. 36.500
|
Total hutang lancar
|
Rp. 119.500
|
Rp. 127.000
|
Hutang jk panjang (obligasi)
Modal saham
Surplus modal
Laba ditahan
|
Rp. 220.000
Rp. 300.000
Rp. 110.000
Rp. 89.000
|
Rp. 240.000
Rp. 323.000
Rp. 110.000
Rp. 135.000
|
Total pasiva
|
Rp. 838.500
|
Rp. 935.000
|
Selama tahun
2012, PT. PERKASA memperoleh laba sebesar Rp. 70.000 dimana sebesar Rp. 24.000
dibagi sebagai dividen kas.
Dari informasi
diatas, buatlah analisis laporan sumber dan penggunaan kas!!
Penyelesaian:
Perubahan Neraca PT. PERKASA
Per 31 desember 2011 dan 2012
Keterangan
|
31-12-2011
|
31-12-2012
|
Perubahan
|
|
Debet
|
Kredit
|
|||
AKTIVA:
Kas
Surat-surat berharga
Piutang dagang
Persediaan barang
Mesin
Akumulasi depresiasi
Bangunan dan perlengkapan
Akumulasi depresiasi
Tanah
Total aktiva
PASIVA:
Hutang dagang
Hutang wesel
Hutang gaji
Hutang jk panjang (obligasi)
Modal saham
Surplus modal
Laba ditahan
Total pasiva
|
Rp.13.750
Rp. 8.250
Rp. 84.500
Rp. 132.000
Rp. 200.000
Rp. (50.000)
Rp. 197.500
Rp. (47.500)
Rp. 300.000
|
Rp. 12.800
Rp. 9.000
Rp. 91.600
Rp. 137.600
Rp. 300.000
Rp. (75.000)
Rp. 215.500
Rp. (56.500)
Rp. 300.000
|
-
Rp. 750
Rp. 7.100
Rp. 5.600
Rp. 100.000
-
Rp. 18.000
-
-
Rp. 3.000
-
-
-
-
-
-
|
Rp. 950
-
-
-
-
Rp. 25.000
-
Rp. 9.000
-
-
Rp. 4.500
Rp. 6.000
Rp. 20.000
Rp. 23.000
-
Rp. 46.000
|
Rp. 838.500
|
Rp. 935.000
|
|||
Rp. 51.000
Rp. 38.000
Rp. 30.500
Rp. 220.000
Rp. 300.000
Rp. 110.000
Rp. 89.000
|
Rp. 48.000
Rp. 42.500
Rp. 36.500
Rp. 240.000
Rp. 323.000
Rp. 110.000
Rp. 135.000
|
|||
Rp. 838.500
|
Rp. 935.000
|
Rp. 134.450
|
Rp. 134.450
|
Laporan sumber dan penggunaan kas PT. PERKASA
Per 31 desember 2011 s/d 31 desember 2012
Sumber-sumber kas
|
Penggunaan kas
|
||
Sumber kas berasal dari:
Keuntungan operasi bersih
Depresiasi mesin
Depresiasi bangunan
Hutang wesel
Hutang gaji
Obligasi
Modal saham
Kas
|
Rp. 70.000
Rp. 25.000
Rp. 9.000
Rp. 4.500
Rp. 6.000
Rp. 20.000
Rp. 23.000
Rp. 950
|
Penggunaan kas
untuk:
Pembayaran
dividen kas
Surat berharga
Piutang
Persediaan
Mesin
Bangunan
Hutang dagang
|
Rp. 24.000
Rp. 750
Rp. 7.100
Rp. 5.600
Rp. 100.000
Rp. 18.000
Rp. 3.000
|
Jumlah
|
Rp. 158.450
|
|
Rp. 158.450
|
Dari analisis
sumber dan penggunaan kas diatas, terlihat bahwa kebijakan perusahaan sudah
cukup baik dilihat dari sudut likuiditas. Hal ini karena aktiva tetap yang
memiliki jangka panjang dibelanjai dengan modal sendiri atau hutang yang
berjangka panjang. Demikian pula pemanfaatan dana yang berasal dari penjualan
obligasi juga sudah cukup efektif dan efisien. Hal ini karena modal dari hutang
obligasi tersebut sebagian digunakan untuk membiayai aktiva tetap berupa
bangunan dan sebagian lain untuk menambah persediaan barang dagangan.
2.
Dari laporan
keuangan PT. BERJAYA berupa neraca perbandingan per tanggal 31 desember 2010
dan 2011 berikut ini.
Neraca Perbandingan PT. BERJAYA
Per 31 desember 2010 dan 2011
Keterangan
|
31-12-2010
|
31-12-2011
|
AKTIVA:
Kas
Surat-surat berharga
Piutang dagang
Persediaan barang
|
Rp. 13.000
Rp. 8.000
Rp. 94.500
Rp. 137.000
|
Rp. 15.000
Rp. 9.000
Rp. 90.500
Rp. 132.000
|
Total aktiva lancar
|
Rp. 252.500
|
Rp. 246.500
|
Mesin
Akumulasi depresiasi
Bangunan dan perlengkapan
Akumulasi depresiasi
Tanah
Total aktiva tetap
|
Rp. 300.000
Rp. (50.000)
Rp. 290.000
Rp. (37.500)
Rp. 350.000
Rp. 852.500
|
Rp. 250.000
Rp. (60.000)
Rp. 290.000
Rp. (45.500)
Rp. 200.000
Rp. 634.500
|
Total aktiva
|
Rp. 1.105.000
|
Rp. 881.000
|
PASIVA:
Hutang dagang
Hutang wesel
Hutang gaji
Total hutang lancar
Hutang jangka panjang (obligasi)
Modal saham
Surplus modal
Laba ditahan
|
Rp. 91.000
Rp. 87.500
Rp. 80.500
Rp. 259.500
Rp. 320.000
Rp. 300.000
Rp. 110.000
Rp. 116.000
|
Rp. 68.000
Rp. 72.500
Rp. 66.500
Rp. 207.000
Rp. 260.000
Rp. 275.000
Rp. 90.000
Rp. 49.000
|
Total pasiva
|
Rp. 1.105.000
|
Rp. 881.000
|
Selama tahun 2011, PT. BERJAYA menderita kerugian sebesar Rp. 67.000.
Dari informasi
diatas, buatlah analisis laporan sumber dan penggunaan kas!!
Penyelesaian:
Laporan perubahan neraca PT. BERJAYA
Per 31 desember 2010 dan 2011
Keterangan
|
31-12-2010
|
31-12-2011
|
Perubahan
|
|
Debet
|
Kredit
|
|||
AKTIVA:
Kas
Surat-surat berharga
Piutang dagang
Persediaan barang
Mesin
Akumulasi depresiasi
Bangunan dan perlengkapan
Akumulasi depresiasi
Tanah
|
Rp. 13.000
Rp. 8.000
Rp. 94.500
Rp. 137.000
Rp. 300.000
Rp. (50.000)
Rp. 290.500
Rp. (37.500)
Rp. 330.000
|
Rp. 15.000
Rp. 9.000
Rp. 90.500
Rp. 132.000
Rp. 250.000
Rp. (60.000)
Rp. 290.500
Rp. (45.500)
Rp. 200.000
|
Rp. 2.000
Rp. 1.000
-
-
-
-
-
-
-
Rp. 23.000
Rp. 15.000
Rp. 14.000
Rp. 60.000
Rp. 25.000
-
Rp. 67.000
|
-
-
Rp. 4.000
Rp. 5.000
Rp. 50.000
Rp. 10.000
-
Rp. 8.000
Rp. 130.000
-
-
-
-
-
-
-
|
Total aktiva
|
Rp. 1.085.000
|
Rp. 881.000
|
||
PASIVA:
Hutang dagang
Hutang wesel
Hutang gaji
Hutang jangka panjang (obligasi)
Modal saham
Surplus modal
Laba ditahan
|
Rp. 91.000
Rp. 87.500
Rp. 80.500
Rp. 320.000
Rp. 300.000
Rp. 90.000
Rp. 116.000
|
Rp. 68.000
Rp. 72.500
Rp. 66.500
Rp. 260.000
Rp. 275.000
Rp. 90.000
Rp. 49.000
|
||
Total pasiva
|
Rp. 1.085.000
|
Rp. 881.000
|
Rp. 207.000
|
Rp. 207.000
|
Laporan sumber dan penggunaan kas PT. BERJAYA
Per 31 desember 2010 s/d 31 desember 2011
Sumber-sumber kas
|
Penggunaan kas
|
||
Sumber kas berasal dari:
Piutang
Persediaan
Mesin
Depresiasi mesin
Tanah
Depresiasi tanah
|
Rp. 4.000
Rp. 5.000
Rp. 50.000
Rp. 10.000
Rp. 130.000
Rp. 8.000
|
Penggunaan kas
untuk:
Kerugian operasi
Surat berharga
Hutang dagang
Hutang wesel
Hutang gaji
Obligasi
Saham
Kas
|
Rp. 67.000
Rp. 1.000
Rp. 23.000
Rp. 15.000
Rp. 14.000
Rp. 60.000
Rp. 25.000
Rp. 2.000
|
Jumlah
|
Rp. 207.000
|
|
Rp. 207.000
|
Dari analisis sumber dan penggunaan kas diatas, melihat keadaan sumber dana
(kas) dan penggunaannya keadaan PT. BERJAYA tidaklah sehat. Hal ini terlihat
dari kerugian yang diderita dan pelunasan hutang jangka panjang serta modal
sendiri. Perusahaan terlihat kurang memperhatikan kebijakan pengembalian
hutang-hutangnya baik hutang jangka pendek dan hutang jangka panjangnya. Hal
ini berakibat perusahaan harus menjual tanah dan mesinnya untuk melunasi
kewajiban-kewajibannya.
3.
Dari laporan
keuangan PT. SEMBADA berupa neraca perbandingan per tanggal 31 desember 2010
dan 2011 berikut ini.
Neraca Perbandingan PT. SEMBADA
Per 31 desember 2010 dan 2011
Keterangan
|
31-12-2010
|
31-12-2011
|
AKTIVA:
Kas
Surat-surat berharga
Piutang dagang
Persediaan barang
|
Rp. 24.000
Rp. 12.000
Rp. 18.500
Rp. 18.000
|
Rp. 12.000
Rp. 24.000
Rp. 6.000
Rp. 12.000
|
Total aktiva lancar
|
Rp. 72.000
|
Rp. 54.000
|
Mesin
Akumulasi depresiasi
Bangunan dan perlengkapan
Akumulasi depresiasi
Tanah
Total aktiva tetap
|
Rp. 144.000
Rp. (24.000)
Rp. 18.000
Rp. (12.000)
Rp. 36.000
Rp. 228.000
|
Rp. 216.000
Rp. (36.000)
Rp. 96.000
Rp. (24.500)
Rp. 72.000
Rp. 324.000
|
Total aktiva
|
Rp. 300.000
|
Rp. 378.000
|
PASIVA:
Hutang dagang
Hutang wesel
Total hutang lancar
Hutang obligasi 10%
Modal saham
Laba ditahan
|
Rp. 12.000
Rp. 24.000
Rp. 36.000
Rp. 120.000
Rp. 120.000
Rp. 24.000
|
Rp. 12.000
Rp. 30.000
Rp. 42.500
Rp. 120.000
Rp. 156.000
Rp. 60.000
|
Total pasiva
|
Rp. 300.000
|
Rp. 378.000
|
Selama tahun 2011, PT. SEMBADA memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp.
60.000 dan dibayarkan sebagai dividen kas sebesar Rp. 24.000.
Dari informasi
diatas, buatlah analisis laporan sumber dan penggunaan kas!!
Penyelesaian:
Laporan perubahan neraca PT. SEMBADA
Per 31 desember 2010 dan 2011
Keterangan
|
31-12-2010
|
31-12-2011
|
Perubahan
|
|
Debet
|
Kredit
|
|||
AKTIVA:
Kas
Surat-surat berharga
Piutang dagang
Persediaan barang
Total aktiva lancar
Mesin
Akumulasi depresiasi
Bangunan dan perlengkapan
Akumulasi depresiasi
Tanah
Total aktiva tetap
Total aktiva
PASIVA:
Hutang dagang
Hutang wesel
Total hutang lancar
Hutang obligasi 10%
Modal saham
Laba ditahan
Total pasiva
|
Rp. 24.000
Rp. 12.000
Rp. 18.500
Rp. 18.000
Rp. 72.000
Rp. 144.000
Rp. (24.000)
Rp. 18.000
Rp. (12.000)
Rp. 36.000
Rp. 228.000
|
Rp. 12.000
Rp. 24.000
Rp. 6.000
Rp. 12.000
Rp. 54.000
Rp. 216.000
Rp. (36.000)
Rp. 96.000
Rp. (24.500)
Rp. 72.000
Rp. 324.000
|
-
Rp. 12.000
-
-
-
Rp. 72.000
-
Rp. 12.000
-
Rp. 36.000
-
-
-
-
-
-
-
|
Rp. 12.000
-
Rp. 12.000
Rp. 6.000
-
-
Rp. 12.000
-
Rp. 12.000
-
-
-
Rp. 6.000
-
-
Rp. 36.000
Rp. 36.000
|
Rp. 300.000
|
Rp. 378.000
|
|||
Rp. 12.000
Rp. 24.000
Rp. 36.000
Rp. 120.000
Rp. 120.000
Rp. 24.000
|
Rp. 12.000
Rp. 30.000
Rp. 42.500
Rp. 120.000
Rp. 156.000
Rp. 60.000
|
|||
Rp. 300.000
|
Rp. 378.000
|
Rp. 132.000
|
Rp. 132.000
|
Laporan sumber dan penggunaan kas PT. SEMBADA
Per 31 desember 2010 s/d 31 desember 2011
Sumber-sumber kas
|
Penggunaan kas
|
||
Sumber kas berasal dari:
Laba operasi
Piutang
Persediaan
Mesin
Bangunan
Hutang wesel
Saham
Kas
|
Rp. 60.000
Rp. 12.000
Rp. 6.000
Rp. 12.000
Rp. 12.000
Rp. 6.000
Rp. 36.000
Rp. 12.000
|
Penggunaan kas
untuk:
Pembayaran
dividen kas
Surat berharga
Mesin
Bangunan
Tanah
|
Rp. 24.000
Rp. 12.000
Rp. 72.000
Rp. 12.000
Rp. 36.000
|
Jumlah
|
Rp. 156.000
|
|
Rp. 156.000
|
Dari laporan sumber dan penggunaan kas PT. SEMBADA pada tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 2011 perusahaan menggunakan kas yang besar adalah
untuk pembelian mesin, tanah, dan pembayaran dividen. Adapun sumber dana untuk
pembelian mesin berasal dari depresiasi mesin dan sebagian laba operasi
perusahaan serta uang kas, sedangkan sumber dana untuk membeli tanah berasal
dari penjualan saham. Adapun pembayaran dividen diambil dari laba operasi
perusahaan.
4.
Dari laporan
keuangan PT. BERJAYA berupa neraca perbandingan per tanggal 31 desember 2010
dan 2011 berikut ini.
Neraca Perbandingan PT. BERJAYA
Per 31 desember 2010 dan 2011
Keterangan
|
31-12-2010
|
31-12-2011
|
AKTIVA:
Kas
Surat-surat berharga
Piutang dagang
Persediaan barang
|
Rp. 13.000
Rp. 8.000
Rp. 94.500
Rp. 137.000
|
Rp. 15.000
Rp. 9.000
Rp. 90.500
Rp. 132.000
|
Total aktiva lancar
|
Rp. 252.500
|
Rp. 246.500
|
Mesin
Akumulasi depresiasi
Bangunan dan perlengkapan
Akumulasi depresiasi
Tanah
Total aktiva tetap
|
Rp. 300.000
Rp. (50.000)
Rp. 290.000
Rp. (37.500)
Rp. 350.000
Rp. 852.500
|
Rp. 250.000
Rp. (60.000)
Rp. 290.000
Rp. (45.500)
Rp. 200.000
Rp. 634.500
|
Total aktiva
|
Rp. 1.105.000
|
Rp. 881.000
|
PASIVA:
Hutang dagang
Hutang wesel
Hutang gaji
Total hutang lancar
Hutang jangka panjang (obligasi)
Modal saham
Surplus modal
Laba ditahan
|
Rp. 91.000
Rp. 87.500
Rp. 80.500
Rp. 259.500
Rp. 320.000
Rp. 300.000
Rp. 110.000
Rp. 116.000
|
Rp. 68.000
Rp. 72.500
Rp. 66.500
Rp. 207.000
Rp. 260.000
Rp. 275.000
Rp. 90.000
Rp. 49.000
|
Total pasiva
|
Rp. 1.105.000
|
Rp. 881.000
|
Selama tahun 2011, PT. BERJAYA menderita kerugian sebesar Rp. 67.000.
Dari informasi
diatas, buatlah analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja!!
Penyelesaian:
Laporan perubahan modal kerja PT. BERJAYA
Per 31 desember 2010 dan 2011
Keterangan
|
31-12-2010
|
31-12-2011
|
Perubahan
|
|
Debet
|
Kredit
|
|||
Aktiva lancar:
Kas
Surat-surat berharga
Piutang dagang
Persediaan barang
|
Rp. 13.050
Rp. 8.000
Rp. 94.500
Rp. 137.000
|
Rp. 15.000
Rp. 9.000
Rp. 90.500
Rp. 132.000
|
Rp. 2.000
Rp. 1.000
-
-
Rp. 23.000
Rp. 15.000
Rp. 14.000
|
-
-
Rp. 4.000
Rp. 5.000
-
-
-
|
Jumlah aktiva lancar
|
Rp. 252.500
|
Rp. 246.500
|
||
Hutang lancar:
Hutang dagang
Hutang wesel
Hutang gaji
|
Rp. 91.000
Rp. 87.500
Rp. 80.500
|
Rp. 68.000
Rp. 72.500
Rp. 66.500
|
||
Jumlah hutang lancar
|
Rp. 259.000
|
Rp. 207.000
|
||
Modal kerja
Bertambahnya modal kerja
|
Rp. (6.500)
|
Rp. (39.500)
|
Rp. 55.000
-
|
Rp. 9.000
Rp. 46.000
|
|
|
|
Rp. 55.000
|
Rp. 55.000
|
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja PT. BERJAYA
Per 31 desember 2010 s/d 31 desember 2011
Sumber-sumber modal kerja
|
Rp. 50.000
Rp. 10.000
Rp. 8.000
Rp. 130.000
|
Penggunaan modal kerja
|
Rp. 67.000
Rp. 60.000
Rp. 25.000
Rp. 46.000
|
Sumber modal kerja berasal dari:
Mesin
Depresiasi mesin
Depresiasi bangunan
Tanah
|
Penggunaan modal kerja untuk :
Kerugian operasi
Obligasi
Saham
Modal kerja
|
||
Jumlah
|
Rp. 198.000
|
Jumlah
|
Rp. 198.000
|
Dari laporan sumber dan penggunaan modal kerja PT. BERJAYA pada tabel
diatas dapat dianalisis bahwa penggunaan modal kerja adalah untuk menutup
kerugian sebesar Rp. 67.000, pembayaran kembali saham sebesar Rp. 25.000 dan
pelunasan hutang obligasi sebagian obligasi.
Penambahan bangunan sebesar Rp. 18.000 dibelanjai dengan dana yang berasal
dari depresiasi bangunan sebesar Rp. 9.000 dan sebagian hutang yang berasal
dari penjualan obligasi sebesar Rp. 9.000. Dengan demikian penjualan obligasi
baru sebesar Rp. 20.000 digunakan untuk membiayai penambahan mesin sebesar Rp.
6.000 dan penambahan bangunan sebesar Rp. 9.000, sehingga masih tersisa sebesar
Rp. 5.000. Sisa sebesar Rp. 5.000 ini merupakan kenaikan modal kerja.
5.
Dari laporan
keuangan PT. SEMBADA berupa neraca perbandingan per tanggal 31 desember 2010
dan 2011 berikut ini.
Neraca Perbandingan PT. SEMBADA
Per 31 desember 2010 dan 2011
Keterangan
|
31-12-2010
|
31-12-2011
|
AKTIVA:
Kas
Surat-surat berharga
Piutang dagang
Persediaan barang
|
Rp. 24.000
Rp. 12.000
Rp. 18.500
Rp. 18.000
|
Rp. 12.000
Rp. 24.000
Rp. 6.000
Rp. 12.000
|
Total aktiva lancar
|
Rp. 72.000
|
Rp. 54.000
|
Mesin
Akumulasi depresiasi
Bangunan dan perlengkapan
Akumulasi depresiasi
Tanah
Total aktiva tetap
|
Rp. 144.000
Rp. (24.000)
Rp. 18.000
Rp. (12.000)
Rp. 36.000
Rp. 228.000
|
Rp. 216.000
Rp. (36.000)
Rp. 96.000
Rp. (24.500)
Rp. 72.000
Rp. 324.000
|
Total aktiva
|
Rp. 300.000
|
Rp. 378.000
|
PASIVA:
Hutang dagang
Hutang wesel
Total hutang lancar
Hutang obligasi 10%
Modal saham
Laba ditahan
|
Rp. 12.000
Rp. 24.000
Rp. 36.000
Rp. 120.000
Rp. 120.000
Rp. 24.000
|
Rp. 12.000
Rp. 30.000
Rp. 42.500
Rp. 120.000
Rp. 156.000
Rp. 60.000
|
Total pasiva
|
Rp. 300.000
|
Rp. 378.000
|
Selama tahun 2011, PT. SEMBADA memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp.
60.000 dan dibayarkan sebagai dividen kas sebesar Rp. 24.000.
Dari informasi
diatas, buatlah analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja!!
Penyelesaian:
Laporan perubahan modal kerja PT. SEMBADA
Per 31 desember 2010 dan 2011
Keterangan
|
31-12-2010
|
31-12-2011
|
Perubahan
|
|
Debet
|
Kredit
|
|||
Aktiva lancar:
Kas
Surat-surat berharga
Piutang dagang
Persediaan barang
|
Rp. 24.050
Rp. 12.000
Rp. 18.500
Rp. 18.000
|
Rp. 12.000
Rp. 24.000
Rp. 6.000
Rp. 12.000
|
-
Rp. 12.000
-
-
-
-
|
Rp. 12.000
-
Rp. 12.000
Rp. 6.000
-
Rp. 6.000
|
Jumlah aktiva lancar
|
Rp. 72.500
|
Rp. 54.500
|
||
Hutang lancar:
Hutang dagang
Hutang wesel
|
Rp. 12.000
Rp. 24.000
|
Rp. 12.000
Rp. 30.000
|
||
Jumlah hutang lancar
|
Rp. 36.000
|
Rp. 42.000
|
||
Modal kerja
Bertambahnya modal kerja
|
Rp. 36.000
|
Rp. 12.000
|
Rp. 12.000
Rp. 24.000
|
Rp. 36.000
-
|
|
|
|
Rp. 36.000
|
Rp. 36.000
|
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja PT. SEMBADA
Per 31 desember 2010 s/d 31 desember 2011
Sumber-sumber modal kerja
|
Rp. 60.000
Rp. 12.000
Rp. 12.000
Rp. 36.000
Rp. 24.000
|
Penggunaan modal kerja
|
Rp. 24.000
Rp. 72.000
Rp. 12.000
Rp. 36.000
|
Sumber modal kerja berasal dari:
Laba operasi
Depresiasi mesin
Depresiasi bangunan
Saham
Modal kerja
|
Penggunaan modal kerja untuk :
Pembayaran dividen kas
Bangunan
Mesin
Tanah
|
||
Jumlah
|
Rp. 144.000
|
Jumlah
|
Rp. 144.000
|
Dari laporan sumber dan penggunaan modal PT. SEMBADA pada tabel diatas,
dapat dianalisis bahwa penggunaan modal kerja adalah uuntuk pembayaran dividen,
pembelian mesin, tanah dan bangunan. Adapun sumber dana terbesar berasal dari
laba operasi dan bertambahnya saham. Sumber dana juga berasal dari depresiasi
mesin dan bangunan serta pengambilan kas perusahaan yang digunakan untuk
menutup kekurangan yang terjadi sebesar Rp. 24.000.
BAB III
KESIMPULAN
Aliran dana (cash flow) yang terjadi disuatu
perusahaan merupakan aliran keluar masuknya dana (kas) yang ada di perusahaan
yang bersangkutan. Dana yang masuk dalam perusahaan merupakan dana yang berasal
dari sumber dana perusahaan, baik sumber intern maupun sumber ekstern. Sedangkan
dana yang keluar dari perusahaan merupakan penggunaan dana yang digunakan untuk
operasi atau kegiatan perusahaan.
Laporan keuangan
yang dihasilkan oleh perusahaan dari tahun ke tahun bisa dimanfaatkan untuk
mengetahui aliran dana yakni dimana suatu dana diperoleh dan untuk apa dana
tersebut digunakan. Apabila kita membandingkan laporan keuangan dari dua tahun
yang berurutan, maka kita akan dapat mendeteksi aliran dana tersebut.
Untuk menyusun
laporan sumber dan penggunaan dana, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
membuat laporan perubahan neraca yang disusun dari neraca dua tahun yang
berurutan. Laporan ini menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen
tersebut perlu dilakukan analisis, yakni elemen-elemen mana saja yang
memperbesar dana dan elemen-elemen yang memperkecil dana, sehingga akan
menggambarkan sumber dan penggunaan dana. Elemen yang memperbesar dana akan
menjadi sumber dana dan elemen yang memperkecil dana akan menjadi penggunaan
dana.
Analisis aliran
dana dibagi menjadi 2 yaitu analisis aliran dana dalam pengertian kas dan
analisis aliran dana dalam pengertian modal kerja. Aliran dana dalam pengertian
kas merupakan aliran kas masuk (sumber dana) dan aliran kas keluar (penggunaan
dana) yang langsung mempengaruhi besarnya kas yang berasal dari laporan neraca
dan laporan laba rugi. Analisis sumber dan penggunaan dana dalam pengertian
modal kerja merupakan analisis mengenai aliran dana yang memperbesar modal
kerja dan memperkecil modal kerja. Dalam analisis sumber dan penggunaan modal
kerja, perubahan yang terjadi pada unsur-unsur yang ada pada aktiva lancar (current assets) dan hutang lancar (current liabilities) atau disebut
unsur-unsur pada current account tidak
mempengaruhi perubahan naik turunnya modal kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Harjito, Agus, dan Martono, Manajemen Keuangan, Edisi ke 2, Ekonisia, Yogyakarta, 2014.
Sutrisno, Manajemen
Keuangan Teori Konsep & Aplikasi, Ekonisia, Yogyakarta, 2012.
Syamsuddin, Lukman, Manajemen
Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar